Keblinger

Keblinger

VISI HAKIKI SEBUAH KELUARGA

Jumat, 02 November 2012


Ketika ibu ingin bepergian menuju suatu tempat, ibu pasti sudah tahu atau sudah mencari tahu dengan kendaraan apa harus menuju ke sana. Bayangkan seandainya ibu ingin berbelanja ke Pasar Anyar tapi tidak tahu harus naik angkutan nomer berapa, atau rute menuju ke sana, apakah bisa mencapai Pasar Anyar? Tentu tidak. Jadi ketika ibu punya tujuan namun tidak tahu jalan menuju ke sana, maka ibu tidak akan pernah sampai pada tujuan tersebut.

Suatu ketika saya harus pergi ke Jawa Timur dengan kendaraan umum. Mulailah saya membeli tiket bus. Banyak tiket bus ditawarkan, namun saya tidak tergoda untuk membeli tiket selain bus yang punya trayek ke kota tujuan saya saja Dalam keberangkatan dari rumah menuju pool bus, saya melewati banyak toko, mall dan banyak rumah makan, namun saya tidak tergoda. Apabila saya singgah, bisa-bisa ketinggalan bus. Jadi, ketika kita punya tujuan yang jelas, maka godaan apapun tak akan mengganggu. Kita akan mampu menipiskan rayuannya bahkan menolaknya.


Visi keluarga 
Dua buah analogi diatas menggambarkan tentang pentingnya sebuah visi. Visi keluarga adalah suatu impian atau cita-cita yang ingin diraih oleh sebuah keluarga. Visi yang jelas membuat keluarga anda fokus, sehingga keluarga anda bisa mengoptimalkan potensi secara efisien, tidak mubazir. Visi juga bisa dijadikan pemandu arah, kemana keluarga akan kita bawa, sehingga ketika kita melenceng dari arah tersebut, dengan mudah bisa kita luruskan kembali.Dalam sebuah keluarga antara suami dan istri harus punya visi yang sama. 

Bayangkan jika suami istri hendak bepergian, setelah keluar rumah , suami naik bus jurusan Sukabumi istri naik jurusan Jakarta, apakah bisa bertemu? Jika suami istri punya visi yang berbeda, alangkah kasihan anak-anak, mereka bingung harus ikut yang mana, ayah atau ibu. Alhamdulillah kita menjadi seorang muslim. Allah telah memberikan sebuah visi bagi keluarga kita. Visi keluarga yang tak akan pernah salah jika kita ikuti, karena visi tersebut berasal dari sang pencipta manusia. 

Allah SWT berfirman dalam Al Quran yang artinya : dan orang-orang yang berkata : ”Ya Tuhan kami, anugerahkan kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam (pemimpin) bagi orang-orang yang bertakwa.”(QS. Al-Furqan : 74). Ini juga merupakan doa yang setiap hari kita lantunkan untuk keluarga dan anak-anak kita. Allah SWT berfirman, “ Dan orang-orang yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka (kami kumpulkan dengan bapak-bapak mereka dalam surga), dan Kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya. (QS. Ath-Thur : 21)

Jadi, visi sebuah keluarga muslim adalah menjadi penyejuk pandangan mata. Yaitu yang beriman dan beribadah kepada Allah serta menjalankan peraturannya dalam kehidupan sehari-hari mereka sehingga dapat menyejukkan mata dan menyenangkan hati orang tua, sekaligus dipersiapkan menjadi pemimpin bagi orang-orang beriman yang mana dengan amal perbuatannya itu dapat dimasukkan ke dalam surga Al Jannah. Keinginan memiliki keluarga yang menjadi qurrata a’yun atau penyejuk pandangan mata, apa makna kata qurrata a’yun tersebut? Ibnu Abbas memaknai qurrata a’yun sebagai keturunan yang mengerjakan ketaatan kepada Allah SWT sehingga membahagiakan orang tuanya di dunia dan di akhirat. Anak yang taat kepada Allah akan menjadi penyejuk pandangan mata orang tuanya dengan bakti dan pelayanannya. 

Belum lagi doanya yang senantiasa mereka lantunkan dan mampu meningikan derajat bapak ibunya di alam akhirat kelak di surga. Masya Allah, begitu indahnya Islam memberi sebuah acuan. Sebagai orang tua, kita dapat merasakan betapa anak yang cantik ataupun tampan tidaklah menjadi penyejuk hati kalau dia selalu membuat kita resah dengan kenakalannya. Di hari ini banyak generasi kita yang hanya bisa meminta dan menuntut kepada orang tua mereka tanpa sedikitpun memberi. Generasi seperti ini hanya bersemangat menuntut haknya namun bahkan tidak tahu apa kewajiban kepada ibu bapaknya, karena mereka tidak terbingkai dengan akhlakul karimah dan ketaatan kepada Allah SWT terutama adab dan sopan santun kepada orang tua. Naudzubillah.

Termasuk dalam visi tersebut adalah menjadi pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa. Sungguh agung dan mulia yang Allah harapkan dari sebuah keluarga. Generasi dan keluarga kita diharapkan menjadi pemimpin yang beriman dan bertakwa bagi orang-orang yang bertakwa yang sama-sama taat kepada Allah SWT. Bukan pemimpin yang rusak iman dan akhlaknya yang dianggap terbaik dari yang buruk. Bukan pula pemimpin hebat di tengah kaum munafik, sehingga tak mampu menghadirkan sebuah kemajuan dan keberkahan. Firman Allah ini mengharapkan terlahirnya seorang pemimpin pilihan diantara orang-orang yang bertakwa. Jika demikian, masihkah kita bingung menentukan arah kemana dan mau jadi apa anak dan keluarga kita?

Bagaimana Mencapai Visi Keluarga Islam?
Setelah kita tahu visi keluarga kita, tentu kita harus paham betul bagaimana cara mencapainya. Seperti analogi di atas, ketika kita punya tujuan ke Pasar Anyar tapi tidak tahu rute dan angkotnya, maka kita tidak akan pernah sampai.

Jaman kejayaan Islam telah melahirkan ilmuwan-ilmuwan hebat berkelas dunia, yang juga ahli agama. Mereka adalah pemimpin orang-orang beriman bahkan menjadi pemimpin dunia. Islam telah membuktikan bahwa dengan mendalami Al Quran secara utuh, menghafalnya dan memahami isinya, manusia menjadi mudah untuk memahami visi dan misi kehidupan di dunia ini, sekaligus faham ilmu-ilmu yang dibutuhkan di dunia (pertanian, perniagaan, sains, teknologi dan lainnya). 

Ambillah Ibnu Khaldun sebagai contoh, beliau hafal Al Quran di usia 7 tahun. Beliau dikenal sebagai sejarawan dan sosiolog. Seorang Ibnu Qoyyim yang dikenal sebagai ahli di bidang agama (tafsir, fikih dan sebagainya), ternyata mampu menulis buku tentang thibbun nabawi (Pengobatan ala Nabi) yang di hari ini menjadi tren pengobatan alternatif. Beliau juga ahli di bidang psikologi dan ilmu politik. Seorang pemimpin muslim yaitu Umar bin Abdul Aziz yang dapat menyelesaiakan masalah umat Islam di seluruh dunia hanya dalam waktu 29 bulan, hafal Al Quran sejak kecil. Mereka hanya sebagian kecil dari sekian banyak tokoh Islam yang telah dicatat dunia dengan tinta emas. Fenomena sejarah tersebut haruslah menjadi pelajaran buat kita.

Kebesaran para tokoh diatas dicapai karena Al Quran dijadikan sumber pertama dan utama ilmu. Allah SWT mengutus manusia untuk memakmurkan bumi, sedangkan Al Quran  adalah panduan yang diciptakan Allah, Sang Pencipta manusia. Sehingga sangat relevan bila Al Quran dan tentu juga Sunnah Nabi yang bisa dijadikan alat manusia untuk memakmurkan bumi. 

Jadi jelaslah, untuk mencapai visi keluarga, kita harus kembali kepada Al Quran dan As-Sunnah. Menjadilan Al Quran dan Hadits-hadits Nabi sebagai panduan hidup keluarga kita. Tentu, menghafal Al Quran adalah langkah awal, selanjutnya kita dituntut untuk mengerti maknanya, mentadaburinya, mengamalkan dan mengajarkannya. Setelah itu, baru kita ajarkan Hadits, Fikih dan ilmu-ilmu Islam lainnya. Maka saatnya kita belajar, belajar dan belajar. Memperbesar kapasitas kita tentang Al Quran dan ilmu-ilmu keislaman. Kita berpacu dengan waktu, maka janganlah lengah dengan tipu daya setan yang dengan gembira akan memalingkan kita dari visi hakiki keluarga kita.


T E R O P O N G

Tahun ini adalah tahun ke 2 kegiatan belajar mengajar TPQ Al Ikhlas. Sederetan evaluasi dan cita-cita yang diselaraskan dengan visi menjadi pertimbangan pengurus untuk berbenah. Revisi terbaru bagi pendidikan “santri imut” di musholla kita adalah penerapan kurikulum baru berbasis Tahfidzul Qur’an pada tahun ajaran 2012-2013.Kurikilum dengan basis Tahfidzul Qur’an ini diharapkan bisa menjadi standar atau acuan baku bagi TPQ yang notabene memiliki santri yang sangat beragam dari sisi social dan ekonomi. 

Dengan alasan keragaman ini pula dasar Tahfizdul Qur’an diharapkan mampu menghasilkan lulusan dengan kualitas sesuai standar yang diharapkan.63 santri dari lingkungan BDB dan Muara Beres yang merupakan input dari sebuah proses pendidikan (dengan kurikulum baru tersebut) semoga bisa menghasilkan output sesuai harapan. Tentu, dukungan orang tua, lingkungan (DKM dan masyarakat) tak bisa dipisahkan dari keberhasilan TPQ. Sinergi semua pihak diharapkan bisa menjadi pencerahan bagi dakwah Islam secara umum dan khususnya bidang pendidikan. Semoga keberkahan selalu Allah limpahkan. Amin.


SERBA SERBI
Mengupas Bawang Dalam Jumlah Banyak Tanpa Air Mata

Saat mengupas bawang merah mata kita suka perih. Hal ini disebabkan oleh minyak atsiri yang terkandung dalam bawang. Untuk menghindari hal tersebut, masukkan bawang dalam air mendidih selama 2 menit lalu tiriskan dan siram dengan air dingin untuk menghentikan proses pemasakan. Cari tempat yang terbuka dan jangan memotong bagian atas dan bawah bawang karena di situlah berkumpul zat atsiri. Bila bawang akan diiris, sebelumnya masukkan dulu beberapa waktu dalam lemari es. Selamat mencoba.

0 komentar:

Posting Komentar

 

salafudin. Diberdayakan oleh Blogger.


Copyright © Nurul Ilmi All Rights Reserved •