Seratus ribu rupiah terasa ‘ringan’ bila kita bawa belanjakan di mal tetapi ‘berat’ jika kita belanjakan di jalan Allah SWT alias sedekah di masjid.
Adakah yang pernah mendengar anekdot seperti di atas? Sebagian dari kita mungkin mengiyakan dalam hati sembari tersipu, tetapi sebagian lain bisa jadi tidak mengalaminya.
Bagi saya pribadi, sindiran di atas ada benarnya. Setidaknya beberapa tahun lalu saya mendefinisikan sedekah sebagai ‘memberikan sedikit sisa rezeki (uang) untuk kaum yang kurang beruntung’. Ya, saya bersedekah hanya kalau ada sisa uang. Bila keadaan menuntun saya untuk bersedekah dan saya tidak bisa menghindar, maka yang saya lakukan adalah memberikan pecahan terkecil dari uang yang saya pegang, misalnya terhadap para peminta-minta.
Nah, yang paling membuat saya malu bila mengingatnya adalah ketika pengumpulan infaq atau sumbangan untuk kegiatan di masjid dekat rumah. Saat menuliskan jumlah yang diinfaqkan, saya ikut-ikutan menulis jumlah nominal terkecil yang saya lihat di daftar tersebut.
Parahnya lagi, apabila melihat kotak infaq di masjid/mushala, yang terbayang di mata saya untuk dimasukkan ke kotak itu adalah lembaran uang bergambar pahlawan nasional memegang golok, padahal sesungguhnya lembar uang bergambar duet proklamator RI serta mengenakan peci tentu lebih layak berada di kotak infaq masjid.
Sedekah, menurut definisi yang sayatahu, adalah pemberian dari seorang Muslim secara sukarela dan ikhlas tanpa dibatasi waktu dan jumlah (haul dan nishab) sebagai kebaikan dengan mengharap ridha Allah SWT.
Sedekah tidak dibatasi pemberian dalam bentuk uang. Amal kebaikan yang dilakukan seorang Muslim pun termasuk kategori sedekah. Meskipun begitu, sedekah harta tetaplah yang utama. Kenapa? Sedekah harta, menjadikan sisa harta yang ada penuh berkah.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, seorang lelaki menemui Nabi Muhammad SAW dan bertanya, “Ya Rasulullah, sedekah apakah yang paling utama?” Rasulullah menjawab, “Sedekah yang kau berikan ketika kau dalam keadaan sehat, kikir dan takut terhadap kemiskinan, dan menginginkan kekayaan. Janganlah menunggu sampai dekatnya saat kematian dengan mengatakan, ‘untuk si fulan sekian, dan untuk si fulan sekian’, dan harta tersebut telah menjadi milik ahli warisnya”.
Bersedekah merupakan aktivitas seorang Muslim yang memiliki sifat keutamaan. Dalam sebuah hadits disebutkan, sesungguhnya, amal-amal itu saling membanggakan diri, maka sedekah pun berkata : “Aku adalah amal kalian yang paling utama.” (HR. Ibnu Khuzaimah, Al-Hakim). Oleh karena itu, seorang muslim yang diberi rezeki oleh Allah kemudian ia menyedekahkannya di jalan Allah, maka ia patut diteladani.
Baca Buletin selengkapnya di: https://docs.google.com/open?id=0B9OI7a75UcEgMGlOdFNjUng4TXM
0 komentar:
Posting Komentar